FILSAFAT PANCASILA: LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN INDONESIA
FILSAFAT
PANCASILA: LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN INDONESIA
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa
ragu-ragu. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan
apa yang belum diketahui. Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat
menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas hanya mengenal ilmu dari segi pandang
ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan
yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena
sejarahnya yang panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat
malahan menjangkau masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology.
Pembangunan dan pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada
inti sari ajaran filsafat. Oleh karena itu filsafat telah menguasai kehidupan
umat manusia, manjadi norma negara, menjadi filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan
manusia yang amat luas (komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan
dalam daya kemampuan pikir manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis,
menilai dan menyimpulkan semua persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio
manusia, secara kritis, rasional dan mendalam. Kesimpulan-kesimpulan filsafat
manusia yang selalu cenderung memiliki watak subjektivitas. Faktor inilah yang
melahirkan aliran-aliran filsafat, perbedaan-perbedaan dalam filsafat.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah diuraikan pengertian filsafat
tersebut. Filsafat berasal dari bahasa Yunani “ philosophos”. “Philos” atau
“philein” berarti “mencintai”, sedangkan “sophos” berarti “ kebijaksanaan “.
Maka filsafat merupakan upaya manusia untuk memenuhi hasratnya demi
kecintaannya akan kebijaksanaan. Namun demikian,, kata “kebijaksanaan” ternyata
mempunyai arti yang bermacam-macam yang mungkin berbeda satu dengan yang
lainnya, satu pendapat mengartikan kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu
melibatkan kemampuan untuk memperoleh pengertian tentang pengalaman hidup
sebagai suatu keseluruhan, penekanannya pada kemampuan untuk mewujudkan
pengetahuan itu dalam praktik kehidupan yang nyata. Ada yang mengartikan
filsafat dalam arti sempit yakni sebagai “pengetahuan” atau “pengertian” saja.
Defenisi Filsafat menurut beberapa ilmuwan :
1.
Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
2.
Aristoteles : Filsafat menyelidiki tentang sebab dan asas segala
benda.
3.
Al Kindi : Filsafat merupakan kegiatan manusia yang bertingkat
tinggi, merupakan pengetahuan dasar mengenai hakikat segala yang ada sejauh
mungkin bagi manusia.
4.
Al Faraby : Filsafat merupakan ilmu [pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
5.
Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika sebagai
suatu badan ilmu tidak terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak
bergerak. Metafisika memandang yang ada sejauh itu ada.
6.
Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.
Dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil
pemikiran manusia dari seperangkat masalagh mengenai ketuhanan, alam semesta
dan manusia sehingga diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat adalah
untuk mencari kebenaran sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika
(berperilaku),mauun metafisika (hakikat keaslian).
Manfaat mempelajari Filsafat :
1.
Mendidik dan membangun diri.
2.
Memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan problem sehari-hari
3.
Memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan
akusentrisme.
4.
Latihan untuk berfikir sendiri
5.
Memberikan dasar-dasar baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Eksistensi suatu bangsa adalah eksis dengan ideology atau
filsafat hidupnya, maka demi kelangsungan eksistensi itu dilakukan pewarisan
nilai ideology itu kepada generasi selanjutnya. Jalan yang efektif untuk
itu hanya melalui pendidikan, kesadaran moral dan sikap mental yang menjadi
kriteria manusia ideal dalam system nilai suatu bangsa bersumber pada ajaran
filsafat yang dianut. Untuk menjamin supaya pendidikan itu benar dan prosesnya
efektif, maka dibutuhkan landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai
asas normativ dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Menurut Hasan Langgulung, filsafat pendidikan merupakan teori
atau ideology pendidikan yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik dari
pengalaman-pengalaman dan pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu
pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha
pemikiran dan pemerahan mengenai masalah pendidikan.
Pendidikan adalah pelaksanaan dari ide filsafat. Ide filsafat
yang memberi kepastian bagi nilai peranan pendidikan. Seorang filsuf Amerika,
Jhon Deway mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan,
landasan dari semua pikiran mengenai pendidikan.
C. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila
yang butir-butirnya termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
tertulis dalam alinia ke empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan
atas Pancasila. Pernyataan tersebut menegaskan hubungan yang erat antara
eksistensi negara Indonesia dengan Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya
negara Indonesia ditumpukan pada Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis
ini dapat diinterpretasikan sebagai pernyataan mengenai kedudukan Pancasila
sebagai jati diri bangsa.
Melihat dari beragamnya kebudayaan yang terdapat dalam
bangsa Indonesia maka proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan
tantangan yang besar. Demi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya
dituntut adanya rumusan yang jelas yang mampu berperan sebagai pemersatu
bangsa sehingga cirri khas bangsa Indonesia menjadi nyata.
Jadi, Pancasila mengarahkan
seluruh kehidupan bersama bangsa, pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain dan
seluruh perkembangan bangsa Indonesia dari waktu kewaktu. Namun dengan
diangkatnya Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia tidak berati bahwa
Pancasila dengan nilai-nilai yang termuat didalamnya sudah terumus dengan
teliti dan jelas, juga tidak berarti pancasila telah merupakan kenyataan didalm
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah pernyataan tentang
jati diri bangsa Indonesia.
D. FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN DAN MANFAATNYA
Secara sederhana filsafat pendidikan ialah nilai dan
keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu system pendidikan. Artinya filsafat pendidikan adalah
jiwa, roh dan kepribadian system pendidikan nasional.
Sebagaimana dinyatakan dimuka, eksistensi suatu bangsa adalah
eksistensi dan ideology atau filsafat hidupnya, maka demi kelansungan
eksistensi itu ialah dengan mewariskan nilai-nilai ideology itu kepada generasi
selanjutnya. Adalah realita bahwa jalan dan proses yang efektif untuk ini hanya
melalui pendidikan. Setiap masyarakat, setiap bangsa melaksanakan aktivitas
pendidikan secara prinsipiil untuk membina kesadaran nilai-nilai filosofis nasional
bangsa itu, baru sesudah itu untuk pendidikan aspek-aspek pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan lain.
Pendidikan sebagai suatu usaha membina dan mewariskan
kebudayaan, mengemban satu kewajiban yang luas dan menentukan prestasi suatu
bangsa, bahkan tingkat sosio-budayanya. Sehingga pendidikan bukanlah usaha dan
aktivitas spekulatif semata-mata. Pendidikan secara fundamental didasarkan atas
asas-asas filosofis dan uilmiah yang menjamin pencapaian tujuan yakni
meningkatkan perkembangan sosio-budaya bahkan martabat bangsa, kewibawaan dan
kejayaan negara.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai peranannya, merupakan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan
pendidikan. Adapun hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat
diuraikan :
1.
Analisa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan.
Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak
tertentu terhadap teori-teori pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran
filsafat tersebut.
2.
Filsafat berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang
telah dikembangkan ahlinya dapat mempunyai relavansi dengan kehidupan nyata.
3.
Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
pedagogic.
E. MUATAN FILSAFAT DALAM PANCASILA DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENDIDIKAN
Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang
menjadi ciri khas dan perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung
didalam pancasila harus disoroti dari titik tolak pandangan yang holistic
mengenai kenyataan kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan
pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh
kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang
ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika
adalah inti Filsafat Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya
kesatuan didalam pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan
kerinduan umat manusia sepanjang zaman.
Menurut Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren
(melekat) kepada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan
yang terntu pada kongretnya. Sebab itu dengan memandang kodrat manusia “qua
valis’ (sebagai manusia), kita juga akan sampai ke Pancasila.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila.
Notonagoro, 1984 dalam kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi
intisarinya, urut-urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian
tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang lima sila dianggap maksud
demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat yang satu kpada
yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang bulat.
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia
keyakinan atau pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah
Pancasila. Karenanya system pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan
mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan nasional dan system
filsafat pendidikan Pancasila adalah sub system dari system negara
Pancasila. Dengan kata lain system negara Pancasila wajar tercermin dan
dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan nasional bangsa Indonesia
secara keseluruhan.
Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat
pendidikan. Jadi, jelas bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional
Pancasila dijiwai dan didasari oleh system pendidikan yang lain, kecuali
Filsafat Pendidikan Pancasila.
KESIMPULAN
Filsafat adalah ratu ilmu pengetahuan (Queen of Knowledge)
karena filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan
illmu pengetahuan. Artinya sebelum ada ilmu pengetahuan, filsafat merupakan
lapangan utama pemikiran dan penyelidikan manusia.
Kesimpulan – kesimpulan filsafat bersifat hakiki sehingga
menyebabkan kedudukan filsafat dianggap lebih tinggi dari ilmu pengetahuan yang
lain.
Oleh sebab itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, filsafat
menjadi acuan dalam melaksanakan pembangunan dan pedidikan. Ajaran filsafat
yang komprehensif lah yang telah menghantarkannya menduduki status yangv tinggi
dalam kehidupan kebudyaan manusia, yakni sebgai ideology.
Bangsa dan negara Indonesia yang telah menyatakan bahwa ideology
dan jatidiri bangsa adalah Pancasila tentulah harus meryjuk segala system dan
tatanan kehidupan bangsa kepada Pancasila. Ini telah dibuktikan dengan
menuankannya dalam UUD 1945 dan secara perlahan mulai menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
REFERENSI
Noor Syam, Moh, 1986. Filsafat Pendidikan dan dasar filsafat
Kependidikan Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional
Darma Putra, Eka, PH.D, 1988. Pancasila, Identitas dan Modernitas,
Tinjauan Etis dan Budaya. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Poedjawisatria, 1997. Pembimbing kearah alam Filsafat. Jakarta :
Rineka Cipta.
Komentar